Selasa, 10 Mei 2016

Sinopsis Gangga episode 314

 
Sinopsis Gangaa episode 314

Melihat tubuh Janvi yang tergantung di hadapannya, Sagar langsung shock. Dia tertegun kaku untuk beberapa saat.  Sementara itu, Ibu Palash mengajak Ganga dan Palash ke sebuah departement store. Mereka berdua duduk di depan seorang penjual Saree. Ibu Palash meminta Gangaa memilihkan saree untuk menantunya. Gangaa dengan senang hati setuju. Dia lalu meminta penjual Saree menunjukkan saree terbaik yang dia punya. Penjual segera menyajikan dagangannya di hadapan Gangaa dan ibu Palash. Kedua wanita itupun asyik memilih-milih saree.

Palash menghampiri ibunya dan berbisik, "bu, mangapa membawa Gangaa kesini? Aku bahkan tidak tahu apa yang dia pikirkan tentang diriku, Jangan tergesa-gesa." Ibu Palash tidak menyahut, dia malah mengadukan palash pada Gangaa. Kata ibu Palash pada Gangaa, "lihat Gangaa, Palash bertanya mengapa aku membawamu kemari." Palash menepuk pundak ibunya lurih. Gangaa berkata pada Palash, "tidak apa-apa tuan Palash. Ini antara ibu dan anak. Akan lebih baik kalau tuan tidak mengatakan apa-apa." Ibu Palash tersenyum mendengar pembelaan Gangaa dan berkata, "aku berharap calon istri Palash bila memarahinya seperti itu." Palash protes, "bu!" Gangaa tertawa dan bertanya bolehkah dia tahu siapa gadis yang beruntung itu? Palash tertegun, ibu Palash tersenyum penuh arti.

Penjual saree menyela pembicaraan mereka, dia bertanya, saree mana yang mereka pilih. Ibu Palash memilih saree berwarna merah dan meletakkannya di bahu Gangaa. Gangaa menatap heran. Ibu Palashberkata, "aku suka ini.." Dia menyentuh dagu Gangaa lembut. Gangaa sedikit bingung. Dia menatap Palash. Ibu Palash menjelaskan kalau gadis yang dia maksud sangat mirip dengan Gangaa dalam segala hal. Meski sedikit sangsi, Gangaa setuju  juga. Ibu palash akhirnya dengan leluasa menjajalkan kain saree ke tubuh Gangaa. Setelah membeli saree mereka pergi ke toko perhiasan untuk membeli cincin. Ibu Palash menyuruh Gangaa memilihkan cincin. Saat gangaa asyik memilih, ibu Palash menyenggol anaknya dan berbisik, "ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanmu." Palash menunjukan keengganannya. Tapi ibu Palash memaksanya, "lakukan sekarang sebelum kau terlalu tua." Setelah berkata begitu, ibu Palash pamit untuk melihat sesuatu. Gangaa menawarka diri untukmenemaninya. Ibu Palash menolak.
Gangaa bertanya pada Palash kalau-kalau ada cincin yang dia sukai? Palash menjawab, "aku sedikit bingung. Kau boleh memilih manapun yang kau suka." Ganga kaget, "maksudnya?" Palash menyahut, "maksudnya aku tidak begitu tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai gadis ini. kau boleh memilihkannya." Gangaa menyukai sebuah cincin. Palash setuju. Dia menyuruh penjaga toko mengemas pilihan Gangaa. Saat penjaga toko bertanya tentang ukurannya, Palash menyuruh nya mengambil ukuran Gangaa. Gangaa binggung dan kaget, "tuan, mengapa memilih cincin dengan ukuranku?" Palash tidak bisa mengelak lagi. Dia memberitahu Gangaa bahwa ibunya dan dirinya ingin dia menjadi menantu dalam keluarganya, "ibuku sangat menyukaimu!" Gangaa terhenyak tak percaya.

Sagar membopong Janvi ke tempat tidur dan berusaha membangunkannya. Sagar menepuk-nepuk pipi Janvi sertaa memeriksa denyut nadi dan pernafasannya. Ketika dia tak merasakan apa-apa, Sagar menjadi panik. Dia bergegas turun ke lantai bawah tanpa tahu harus bagaimana. Dia sangat bingung campur sedih.
Nenek, Madhvi dan Niru pulang. Mereka menyapa Sagar. Tapi Sagar terlihat tegang dan tidak bisa menjawab sapaan mereka. Sesekali Sagar menatap kelantai atas. Melihat sikap Sagar yang seperti itu, mereka bertanya padanya pa yang sudah terjadi. Sagar tidak mampu menjawab. Madhvi menjadi cemas, "apakah kau bertengkar dengan Janvi lagi?"  Sagar masih tak mampu menjawab, Madhvi menjadi sangat cemas. Sagar terus menatap kelantai atas sambil menunjuk. Semua menatap kearah mana Sagar menunjuk.

Mendengar jawaban Palash, Gangaa segera berlari keluar. palash mengejarnya, "Gangaa.. tunggu Gangaa. Tolong dengarkan aku dulu." Gangaa menghentikan langkahnya dan bertanya dengan nada tak percaya, "kenapa tuan berbohong padaku? Bagaimana anda pernah memikirkan hal ini? Tolong jelaskan padaku tuan, bagaimana bisa seperi ini? Cincin pertunangan? AKu tidak bisa jadi orang lain." Palash menyahut, "kau salah paham..." Tapi Gangaa tidak mau mendengar penjelasan Palash, dia menuduh Palash mengambil kesempatan atas dirinya, "tuan pikir Sagar sudah menikah karena itu jalanmu terbuka lebar? " Palash menyangkal, "Sagar yang datang padaku. Dia membeirtahu ku kalau kau sudah meneruskan hidupmu. Kalu tidak aku pasti berpikir yang lain. .."

Ganga kaget, "Sagar? Siapa dia yang berani memutuskan apa yang aku inginkan? Sagar tidak punya hak. Cintanya pasti sangat besar. Lalu apa yang tuan katakan padanya?" Palash menjawab, "aku tidak mengatakan apapun. Dia hanya menginginkan yang terbaik untukmu." Gangaa menyahut cepat, "dia bukan tuhan yang bisa merubah takdirku. AKu akan melabraknya.." Palash melarang Gangaa melakukan itu, "jangalah kita memperpanjang masalah ini. Kita akhiri sampai di sini saja."
Tiba-tiba telponya berdering, Supriya yang menelpon. Gangaa menolak panggilan itu. Suprya kembali menelpon. Palash menyuruh Gangaa mengangkat panggilan itu. Ganga amenurut, "ya, kak Supriya ada apa?" Dari seberang sana Supriya memberitahu Gangaa kalau Janvi bunuh diri. Gangaa tertegun. Tanpa menunggu lebih lama, dia berlai pergi. Palash memanggil dan mengejarnya. Tapi lari Gangaa lebih cepat. Palash terus mengejarnay sambil memanggil.

  Ratan mencari baju di lemari. Tak menemukannya, dia memanggil Prabha. Prabha datang. Ratan menanyakan shirt berwarna biru miliknya. Prabha coba mengingat. ratan mencarinya di gantungan baju yang melekat di dinding. Dia melihat jaket yash dan menanyai Prabha, "ini jaket Yash kan?" Prabha mengangguk, "iya. Mungkin dia lupa membawanya." Ratan tahu kalau Prabha berbohong dan memarahinya, "kau terlalu memanjakannya. Itu sebabnya dia selalu membuat resiko untuk dirinya sendiri dan semua orang. Tidak bisakan dia memahami hal sekecil ini?" Ratan membuang jaket Yash ditempat tidur dan melihat segepok uang di sakunya. ratanmengambil uang itu dan  bertanya, "apakah dia melakukan sesuatu yang tidak benar? Darimana dia mendapatkan uang sebanyak ini?" Melihat kemarahan Ratan, Prabha berjanji akan bicara dengan Yash begitu ada kesempatan. Tapi Ratan menyuruh Prabha menelpon Yash saat itu juga. Prabha tidak punya pilihan lain selain menurutinya. Prabha mendial nomer Yash, tapi tidak terjangkau. Ratan benar-benar marah dan kesal, "beritahu aku begitu kau bicara denganya." Setelah berkata begitu ratan pergi. Tak lama kemudian, hp prabha berunyi. Yash yang menelpon. Prabha menanyakan keberadaannya.

Semua orang berdiri di luar rumah keluarga Chaturvedi. Mereka bertanya dan menduga-menduga apa yang mungkin terjadi. Pulkit turun dari bajaj dan heran melihat begitu banyak orang di depan rumahnya.Pulkit bergegas masuk.

Sagar duduk di samping jasad Janvi sambil memegang tanganya. Niru sedang menelpon keluarga Janvi. Nenek terdiam membisu di sudut sementara Madhvi menangis tersedu-sedu. Pulkit datang. Dia kaget melihat situasi yang di alami keluarganya. Supriya mengambilkan air minum untuk Madhvi dan memaksanya minum walau sedikit. Setelah menelpon orang tua Janvi, Niru menelpon rumah sakit. Tapi tak bisa tersambung. Supriya dan Pulkit saling tatap. Supriya memberi isyarat pada Pulkit untuk membantu ayahnya. Pulkit mengangguk. Pulkit lalu mendekati Niru dan menawarkan diri untuk membantu  menelpon dokter. Awalnya Niru menolak, tapi Pulkit memaksa, "biar aku saja, ayah. Duduklah. Kumohon!" Niru menurut.

Suasana sedih sangat terasa. Sagar masih diam membatu. Nenek memberitah Madhvi kalau dia akan menganjil Gangajal untuk di letakan di mulut Janvi. Tapi Niru melarangnya, "jangan ibu. Kita tidak bisa menyentuh tubuhnya sampai polisi datang." Nenek menurut. Nenek menatap Sagar dan prihatin atas kondisinya. DIa menyuruh Niru menyadarkan Sagar, "buatlah dia menangis, kalau tidak dia akan membantu selamanya.." Niru menatap Sagar. Mahdvi semakin tersedu-sedu.

Yash pulang kerumah lewat jendela. Prabha segera menyambutnya, "pangeranku! Ayahmu mencemaskan dirimu.." Yash tak mengubrisnya. Dengan panik menutup semua pintu dan jendela. Dia tak menjawab ketika Prabha dengan cemas bertanya mengapa dia melakukan itu semua. Yash terlihat sangat terguncang. DIa menangis di depan Prabha. Prabha menenangkan Yash, memintanya agar tidak cemas, "polisi tidak akan bisa melakukan apapun padamu. Aku akan menangani semuanya. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Yash sambil menangis berkata, "aku tidak membunuhnya, Semua ini terjadi tanpa sengaja. Aku tidak melakukannya secara sengaja. Aku tak menginginkannya. Aku sungguh tidak membunuhnya." Mendengar kata-kata Yash, Prabha sangat kaget. Dengan suara lantang dia berteriak, "apa? Apa yang kau katakan?" Yash memberitahu kalau Janvi telah mati. Prabha kaget setengah mati, "apa? Jan..janvi mati?" Prabha menatap Yash dengan panik. Dia mengambil tangan Yash dan meletakkan di kepalanya, "bersumpahlah atas diriku kalau kau bukan pelakunya!" Yash menangis, tidak bu, aku tidak bermaksud membunuhnya." Yash lalau emnceritakan semuanya pada Prabha. Tentang obat dan suntikan. Lalu bagaimana Janvi tak bernafas dan dia kemudian menggantungnya di kipas angin karena panik mendengar suara Sagar.
Kata Yash, "setelah itu aku lari dari sana." Prabha menatap yash dengan tertegun.

Madhvi duduk di samping Sagar coba menyadarkannya. Madhvi menepuk-nepuk pipi Sagar dan memanggilnya, "Sagar...sagar, sadarlah, nak! Sagar!" Tapi Sagar tidak bergeming. Dia masih tetap membantu dengan tatapan kosong. Nenek berdiri di belakang Sagar dan mengoyang-goyangkan kepala Sagar, tapi tetap tak ada reaksi. Madhvi dan nenek menanggis sedih, tak tahu harus begaiaman lagi.

Gangaa datang di ikuti Palash. Semua menoleh kearahnya. Begitu pula Sagar. Gangaa menangis melihat jasad janvi yang terbujur kaku. Sagar menatap Gangaa dengan mata berkaca-kaca. Gangaa melangkah mendekat dan berdiri tak jauh dari Sagar. Sagar segera menghambur memeluk Gangaa sambil menangis tersedu-sedu. Semua orang menatap dengan tatapan lega dan prihatin. Madhvi dan nenek yang sejak tadi mencoba membuat Sagar menangis, terhenyak tak percaya akan keajaiban yang di buat Gangaa. Gangaa melepas pelukan Sagar dan berjongkok di hadapannya. Sagar ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada kalimat yang keluar dari mulutnya. Dia hanya bisa menunjuk kearah jasad Janvi lalu kembali memeluk Gangaa..

Selanjutnya..

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda